MANGGARAI dikenal penghasil kopi dan vanili.
Pembentukan
keluarga batih terdiri dari bapak, mama dan anak-anak yang disebut Cak
Kilo. Perluasan Cak Kilo membentuk klen kecil Kilo, kemudian klen
sedang Panga dan klen besar Wau.
Beberapa istilah yang
dikenal dalam sistim kekrabatan mayarakat mManggarai antara lain Wae Tua
(turunan dari kakak), Wae Koe (turunan dari adik), Ana Rona (turunan
keluarga mama), Ana Wina (turunan keluarga saudara perempuan), Amang
(saudara lelaki mama), Inang (saudara perempuan bapak), Ema Koe (adik
dari bapak), Ema Tua (kakak dari bapak), Ende Koe (adik dari mama),
Ende Tua (kakak dari mama), Ema (bapak), Ende (mama), Kae (kakak), Ase
(adik), Nana (saudara lelaki), dan Enu (saudara wanita atau istri).
Strata
masyarakat Manggarai terdiri atas 3 golongan, kelas pertama disebut
Kraeng (Raja/bangsawan), kelas kedua Gelarang ( kelas menengah), dan
golongan ketiga Lengge (rakyat jelata).
Jaman dahulu,
Raja mempunyai kekuasaan yang absolut, upeti yang tidak dapat dibayar
oleh rakyat diharuskan bekerja rodi. Kaum Gelarang bertugas memungut
upeti dari Lengge (rakyat jelata). Kaum Gelarang ini merupakan penjaga
tanah raja dan sebagai kaum penyambung lidah antara golongan Kraeng
dengan Lengge. Status Lengge adalah status yang selalu terancam.
Kelompok ini harus selalu bayar pajak, pekerja rodi, dan berkemungkinan
besar menjadi hamba sahaya yang sewaktu-waktu dapat dibawa ke Bima dan
sangat kecil sekali dapat kembali melihat tempat kelahirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar